Thursday, May 19, 2011

Budaya Organisasi

Oleh. Abdul Wadud

Definisi Budaya Organisasi

Secara etimologis menurut kamus Bahasa Indonesia, kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta Bodhya yang berarti akal budi, sinonimnya adalah kultur yang berasal dari bahasa Inggris Culture atau Cultuur dalam Bahasa Belanda. Kata Culture sendiri berasal dari bahasa Latin Colere (dengan akar kata “Calo” ) yang berarti mengerjakan tanah, mengolah tanah atau memelihara ladang dan memelihara hewan ternak. Arti kata budaya secara terminologis adalah suatu hasil dari budi dan atau daya, cipta, karya, karsa, pikiran dan adat istiadat manusia yang secara sadar maupun tidak, dapat diterima sebagai suatu perilaku yang beradab. Dikatakan membudaya bila kontinu, atau konvergen.

Arti kata organisasi secara etimologis adalah tubuh atau alat tubuh, aturan, susunan, perkumpulan dari kelompok tertentu dengan dasar ideologi yang sama. Arti kata organisasi secara terminologis adalah kesatuan (Entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasikan, yang bekerja atas dasar yang relatif terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.

Pengertian budaya organisasi sendiri menurut Robbins (1998: 572) adalah : … organizational culture refers to a system of shared meaning held by members that distinguishes the organization from other organizations. This system of shared meaning is, on closer analysis, a set of key characteristich that the organization value. Pengertian Robbins ini kemudian diterjemahkan oleh Jusuf Udaya (1994: 479) sebagai berikut : “Budaya organisasi sebagai nilai-nilai dominan yang disebarluaskan dalam organisasi yang dijadikan filosofi kerja karyawan yang menjadi panduan bagi kebijakan organisasi dalam mengelola karyawan dan konsumen”.

Kreitner dan Kinicki (Moeljono, 2005: 12) mendefinisikan bahwa : “Budaya organisasi adalah perekat organisasi yang mengikat anggota organisasi melalui nilai-nilai yang ditaati, peralatan simbolik, dan cita-cita sosial yang ingin dicapai”.

Kuat atau Lemahnya Budaya dalam Organisasi

Menurut S.P Robbin (1997) budaya organisasi kuat adalah budaya organisasi dimana nilai-nilai inti organisasi dipegang secara intensif dan dianut bersama secara meluas oleh anggota organisasi. Faktor-faktor yang menentukan kekuatan budaya organisasi ada dua, yaitu kebersamaan dan intensitas.

Ciri-ciri budaya organisasi yang kuat menurut Stephen P. Robbin antara lain :

1.      Anggota-anggota organisasi loyal kepada organisasi.
2.      Pedoman bertingkah laku bagi orang-orang di dalam perusahaan digariskan dengan jelas, dimengerti, dipatuhi dan dilaksanakan oleh orang-orang di dalam perusahaan sehingga orang-orang yang bekerja menjadi sangat kohesif.
3.      Nilai-nilai yang dianut organisasi tidak hanya berhenti pada slogan, tetapi dihayati dan dinyatakan dalam tingkah laku sehari-hari secara konsisten oleh orang-orang yang bekerja dalam perusahaan.
4.      Organisasi memberikan tempat khusus kepada pahlawan-pahlawan organisasi (orang yang berjasa pada organisasi) dan secara sistematis menciptakan bermacam-macam tingkat pahlawan.
5.      Dijumpai banyak ritual, mulai dari ritual sederhana hingga yang mewah.
6.      Memiliki jaringan kulturan yang menampung cerita-cerita kehebatan para pahlawanya.

Ciri-Ciri Budaya Organisasi Lemah menurut Deal dan Kennedy antara lain :

1.      Mudah terbentuk kelompok-kelompok yang bertentangan satu sama lain.
2.      Kesetiaan kepada kelompok melebihi kesetiaan kepada organisasi.
3.      Anggota organisasi tidak segan-segan mengorbankan kepentingan organisasi untuk kepentingan kelompok atau kepentingan diri sendiri.

Langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan untuk memperkuat budaya organisasi yaitu :

1.      Memantapkan nilai-nilai dasar budaya organisasi.
2.      Melakukan pembinaan terhadap anggota organisasi.
3.      Memberikan contoh atau teladan.
4.      Membuat acara-acara rutinitas.
5.      Memberikan penilaian dan penghargaan.
6.      Tanggap terhadap masalah eksternal dan internal.
7.      Koordinasi dan kontrol.

Untuk mengukur kuat atau tidaknya budaya dalam sebuah organisasi maka variabel yang perlu diperhatikan antara lain :

1.      Kejelasan nilai-nilai dan keyakinan
2.      Bagaimana proses penyebarluasan nilai-nilai dan keyakinan
3.      Intensitas pelaksanaan nilai-nilai inti

Sumber

Hodge, Billy J, William P. Anthony, Organization Theory, 3rd Edition, Allyn and Bacon, Inc. Massachusetts, USA, 1988, hal.372.

No comments:

Post a Comment